welcome guys!

Fast Blinking Hello Kitty

Sabtu, 10 Januari 2015

TIK part 4 (bab 3)

A.    Perangkat Lunak untuk Mengakses Internet
Untuk dapat mengakses internet, kita membutuhkan browser (perangkat lunak yang digunakan untuk mengakses internet). Ada beberapa browser yang dapat digunakan untuk mengakses internet, diantaranya adalah Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Google Chrome dan Netscape Navigator. Berikut ini penjelasan tentang browser tersebut.

1.       Internet Explorer
Internet Explorer merupakan browser bawaan dari sistem operasi Windows. Saat ini, Internet Explorer sudah mengeluarkan berbagai versi. Versi yang terakhir adalah versi 8.
kelebihan dari Internet Explorer di antaranya :
1) Internet Explorer tidak memerlukan memori komputer yang terlalu besar sehingga menghambat alur kerja program lain yang sedang berjalan secara bersamaan dengan program Internet Explorer.
2)  Jika komputer menggunakan sistem operasi Windows, Internet Explorer sudah secara otomatis terinstal. Oleh larena itu, tidak perlu menginstalnya terlebih dahulu.
3)   Internet Explorer sudah terintegerasi dengan Microsoft Outlook ataupin Outlook Express sehingga lebih memudahkan untuk mengirim dan membaca e-mail.

Selain memiliki kelebihan, Internet Explorer juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
1)      Ukuran aplikasinya besar, dapat mencapai 8- MB
2)   Belum terintegerasi dengan berbagai perangkat lunak download manager sseperti Internet Download Manager, Flash Got, Free Download Manager dan lain-lain.
3)      Fitur-fiturnya masih sedikit jika dibandingkan dengan Mozilla Firefox.
4)      Kecepatan dalam melakukan browsing masih lebih lambat jika dibandingkat dengan Mozilla Forefox.
5)  Hanya dapat digunakan pada komputer yang menggunakan sisterm operasi Windows, sedangkan pada sistem operasi Linux dan Mac tidak dapat menggunakannya.

2.       Mozilla Firefox
 Mozilla Firefox (aslinya bernama Phoenix dan kemudian untuk sesaat dikenal sebagai Mozilla Firebird) adalah penjelajah web antarplatform gratis yang di kembangkan oleh Yayasan Mozilla dan ratusan sukarelawan.

Kelebihan Mozilla Firefox adalah :
1)      Ukuran aplikasi yang relatif lebih kecil, yaitu hanya sekitar 7,3 MB.
2)      Mendukung berbagai jenis jalan pintas untuk aks, baik berupa tombol pintas, misalnya Ctrl + T untuk membuka Tab baru, maupun gerakan mouse pintas (mouse gesture), misalnya menekan tombol kanan mouse sambil menggeser mouse ke kiri menuju halaman sebelumnya.
3)      Memiliki fitur organisasi bookmark yang mampu mengorganisasi beberapa tab sekaligus.
4)      Fiturnya lebih banyak dari Internet Explorer.
5)      Tampilan browser dapat dikostumisasi menggunakan skin.
6)      Tampilan halaman yang lebih luas dan area toolbar lebih ringkas.
7)      Kecepatan aksesnya lebih cepat daripada Internet Explorer.

Mozilla Firefox juga memilik beberapa kekuarangan, yaitu :
1)      Tidak terintegrasi dengan Micrsoft Outlook ataupun Outlook Express.
2)    Memakan banyak memori komputer sehingga sering menganggu proses dari program lain yang berjalan bersamaan dengan Mozilla Forefox
3)    Harus diinstal terlebih dahulu, tidak otomatis seperti halnya Internet Explorer yang terinstal bersama dengan sistem operasi Windows.


B.   Mengakses Halaman Web

Cara mengakses halaman web :
1)      Buatlah sambungan dengan internet, misalnya dengan dial up connection.
2)      Aktifkan program aplikasi (browser) yang akan dipakai, misalnya Internet Explorer. Carilah Ikon atau Shortcut Internet Explorer pada desktop atau taskbar untuk mengaktifkannya.
3)     Tuliskan alamat http://www.yahoo.com pada Addres, kemudian klik tombol “Go” atau tekan Enter
4)     Setelah itu akan muncul tampilan alamat yang dituju, situs Yahoo.

C.    Mengenal Mesin Pencari (Search Engine)

Mesin pencari (search engine) merupakan situs tertentu yang di rancang khusus untuk menemukan alamat web site atau artikel berdasarkan kata kunci yang di inginkan oleh pencari informasi. Berikut adalah mesin pencari yang dapat diakses oleh internet:
1.       Google (www.google.com atau www.google.co.id )
 

2.       Altavista (www.altavista.com )
3.       Excite (www.excite.com )

4.       Yahoo (www.yahoo.com atau www.yahoo.co.id)

5.       Scirus (www.scirus.com )

6.       FinQoo (www.finqoo.com )

7.       Alltheweb (www.alltheweb.com )

D.   Layanan Internet

1.   E-mail (surat elektronik)
Fasilitas e-mail adalah fasilitas untuk mengirim dan menerima pesan. Jika dianalogikan, e-mail memiliki fungsi yang sama dengan pengiriman surat melalui Kantor Pos. Tetapi, terdapat beberapa perbedaan anatara mengirim surat melalui e-mail dengan mengirim surat lewat kantor pos, yaitu :
  • Jumlah lembar kertas surat yang akan dikirimkan tidak terbatas diukur dengan ukuran ruang dalam      penyimpanan (bytes). Kita dapat mengirim ratusan bahkan ribuan lembr surat melaui e-mail. Maka      dari itu mengirim surat lewat e-mail lebih praktis dan efisien.
  • Pengirimian pesan atau surat melalui e-mail dapat dilakukan ke banyak orang sekaligus.
  • Pengiriman pesan atau surat melalui e-mail akan mempercepat waktu pengiriman.
  • Pengiriman melalui e-mail tidak di pengaruhi keadaan cuaca. Selama jaringannya masih baik,               pesan akan sampai dengan semestinya. 
2.       Malling List (Mills) 
Malling list merupakan kumpulan atau daftar orang-orang yag yang memiliki profesi atau kegemaran yang sama. Pesan yang sampai kepada seorang anggota Mills akan di sebarkan secara otomatis kepada anggota mills lainnya. Malling list adalah group diskusi yang ada di internet, di mana setiap orang dapat berlangganan dan berpartisipasi di dalamnya. 

3.       Chatting 
Chatting merupakan sarana yang murah bagi para pengakses untuk berkomunikasi secara tekstual. Jadi, pengguna internet dapat berkomunikasi melalui tulisan. Kemudian rekan pengguna yang lain akan membalas dalam berbentuk tertulis pula. Bagi para pengguna yang telah melengkapi perangkat komputernya dengan fasilitas Web Cam, mereka dapat melakukan chatting dengan melihat wajah lain untuk diajak bercakap-cakap. 

4.        File Transfer Protocol (FTP)
Melalui Internet, kita juga dapat mengirimkan berkas (file) yang berisi tulisan, gambar, animasi, musik atau game. Fasilitas FTP ini memungkinkan pengguna untuk menyalin file secara elektronik dari satu komputer ke komputer lainnya melalui internet.

5.        Telnet
Dengan fasilitas Telnet, kita dapat mengakses komputer temanmu yang berada jauh disana. Orang yang akan mengakses komputer itu harus memiliki alamat IP, user ID, dan Password dari komputer rekannya.

6.       Teleconfrence (Konfrensi Jarak Jauh)
Aplikasi Chatting terus dikembangkan sampai tercipta voice chat, yang kemudian menjadi teleconfrence. Caranya adalah dengan menambahkan sound card, termasuk VoIP blaster untek mengompres suara sehingga kualitasnya dapat dipertahankan. Tujuannya agar para pengakses yang menggunakan Internet dapat melakukan percakapan jarak jauh dengan saling menandang satu sama lain.

Minggu, 23 November 2014

Secercah Asa Seorang Ayah
Karya : Shabrina Nabilah


Hari ini hari terindah untuk ku
Hari yang ku tunggu
Hari yang spesial untuk ku
Hari ulang tahun ku

Ku tiup lilin berbentuk enam
Ku potong kue pertama
Ku berikan pada Ayah
Sosok pahlawan tanpa jasa

Ayah...
Pelukan yang kau curahkan
Membuat tubuh ini hangat
Menandingi hadiah yang kau berikan

Tanganmu yang kasar
Menandakan seorang pekerja keras
Terasa halus ketika menggendong tubuh mungil ini

Doa dan harapan 
Kau bisikkan 
Untuk bekalku nanti
Di masa depan

Kau berikan...
Cinta yang berlimpah
Kasih sayang yang bersinar
Bagaikan bintang di langit

Namun semua berubah
Kau telah pergi
Kepada Sang Pencipta

Aku disini selalu berdoa
Semoga Ayah tenang disana
PAYUNG HARAPAN
Karya : Shabrina Nabilah

Kulihat bocah kecil disana
Memakai seragam sepulang sekolah
Berlarian terguyur hujan 
Menggigil kedinginan


Petir kilat terdengar
Semangatnya tak pernah padam
Dengan kaki telanjang
Berlarian dengan payung mengembang


Terselip sebuah harapan
Membiarkan hujan membasahi tubuhnya
Untuk mendapat sekeping recehan 

Jumat, 21 November 2014

TIK part 3 (bab 1)

A. Pengertian Internet dan Intranet
  1. Internet 
          Internet adalah singkatan dari Interconnection Network yang secara harfiah berarti hubungan antar jaringan komputer (Network). Untuk ringkasnya, internet adalah jaringan komputer global, sedangkan jaringan komputer lokal (LAN) dinamakan Intranet. 
          Dengan jasa perusahaan Internet Sevice Provider, kamu akan mendapat jalur Internet setelah menghubungkan komputermu dengan servernya. Hubungan tersebut biasanya dilakukan lewat jaringan telepon dengan menggunakan peralatan modem.
          jarak jangkauannya tidak terbatas karena menggunakan Transmission Control Protocol/IP yang di dukung media komunikasi seperti satelit dan paket radio. Sejumlah orang dapat melakukan peralatan diskusi dan komunikasi tanpa harus bertatap muka secara langsung satu dengan yang lainnya, tetapi hanya melalui layar pribadi masing-masing.
          Web adalah sekumpulan komputer yang terhubung melalui kabel maupun tanpa kabel. komputermu dan komputer pengguna lain dapat mengakses tanpa batas di seluruh dunia. Sehingga muncul istilah world wide (mendunia) web atau world wide web (jaringan yang mendunia).  
         
           Ada beberapa alasan suatu organisasi menggunankan intranet :
  • Memungkinkan keterpaduan yang mudah antara e-mail internal dan eksternal
  • Memungkinkan di pergunakannya perangkat lunak yang mudah
  • Memungkinkan kemudahan dalam akses pada berbagai sumber di internet 
           Keuntungan Intranet :              
  • Produktivias kerja
  • Pemanfaatan waktu
  • Komunikasi
  • Operasi dan Manajemen
  • Kerangka perubahan budaya kerja
B. Sejarah Perkembangan Internet

           Internet adalah pengembangan dari sebuah jaringan yang disebut ARPANET (Advanced Research Projects Agency) di kembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat sejak 1969. Dan akhirnya sekarang disebut sebagai internet saja. 

C. Istilah-istilah dalam Internet

  1. Web : jaringan yang dapat menampilkan data-data dan informasi lain dari internet.
  2. WWW (World Wide Web): kumpulan penyedia web untuk dipakai secara massal diseluruh dunia
  3. Website : sebuah alamat di WWW yang menyediakan informasi tertentu
  4. Webpage : merupakan bagian dari web site yang merupakan lembaran-lembaran halaman sebuah website
  5. Home Page : halaman muka sebuah web site, berisi link-link ke halaman yang lain dalam sebuah website yang sama atau website yang lain
  6. Browser : aplikasi di internet yang dipakai untuk menjelajah dunia internet
  7. Download : pengambilan data atau informasi dari sebuah website untuk ditampilkan di komputer pengguna 
  8. Upload : pengiriman data atau informasi dari komputer pengguna ke alamat web site
  9. E-mail : surat elektronik yang dapat d i kirim atau di terima dari internet
  10. URL (Universal Resource Locator) : sistem penamaan alamat situs web
  11. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) : salah satu protokol bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi anatarserver komputer dalam internet
  12. Hub : alat yang berfungsi sebagai pusat suatu jaringan
  13. Client : komputer pengakses internet, biasanya dipakai oleh pengguna
  14. Server : komputer penyedia data dan informasi yang akan diakses oleh client
  15. Modem (Modulator Demodulator) : alat yang diperukan oleh sebuah komputer untuk menghubungkan dengan komputer lain melalui jaringan internet
  16. HTML (Hypertext Mark up Language) : standar format untuk dokumen hypertext
  17. Hypertext : serangkaian kata pada dokumen html yang mempunyai hubungan (link) dengan dokumen html lain 
  18. Hyperlink : fasilitas untuk merefensikan atau menghubungkan sebuah kata, kalimat, simbol, gambar dengan alamat-alamat di internet
  19. Protokol : sejumlah aturan yang menentukan bagaimana dua atau lebih komputer saling berkomunikasi
  20. Alamat IP : identitas komputer dalam jaringan yang terdiri dari empat bagian (mulai angka 1 sampai 255)
  21. ISP (Internet Service Provider) : perusahaan atau lembaga penyedia jasa layanan internet
  22. Search Engine : aplikasi pencari data, informasi, alamat web site lain melalui input kata kunci dan fitur lainnya
  23. Malling list : suatu forum atau kelompok di inernet yang dapat saling bertukar informasi antar sesama anggota
  24. Chatting : ngobrol di internet tulisan, suara, maupun video seperti berbicara bertatapan muka
D. Keunggulan dan kelemahan internet
  1. Keunggulan Internet :
  • Jangkauan internet bersifat umum
  • Akses internet tidak dibatasi oleh waktu
  • Efektivitas dan efiiensi internet dalam menyelesaikan pekerjaan
  • Komunikasi internet dengan pengguna lain yang berada di tempat jauh


      2. Kelemahan Internet :
  • Adanya penyebaan virus komputer melalui internet
  • Banyaknya pengguna yang mengakses internet dalam waktu bersamaan akan memperlambat akses internet
E. Ukuran Kecepatan Akses Internet
           
             Kecepatan akses internet dapat diukur dari lebar pita (bandwidth) yang merupaan ukuran dai besarnya kapasitas untuk pemindahan atau transfer data. Semakin besar bandwidth yang dimiliki, maka kecepatan akses nya semakin besar.
             Faktor yang mempengaruhi akses internet diantaranya :
  • Kecepatan komputer pelanggan
  • Kepadatan lalu lintas internet sepanjang rute yang dilalui
  • Besar bandwidth yang disewa ISP ke Backbone Internet
  • Jumlah pengguna yang mengakses server secara bersamaan
  • Kemampuan dan kecepatan server dimana pelanggan mengakses


            Kecepatan akses internet berdasarkan saluran yang digunakannya:
  • Kecepatan akses Internet dengan Dial Up melalui jalur PSTN
  • Kecepatan akses Internet dengan ADSL
  • Kecepatan akses Internet dengan GPRS
  • Kecepatan akses Internet dengan 3G
  • Kecepatan akses Internet dengan WiFi
  • Kecepatan akses Internet dengan Wireless Broadbamd
  • Kecepatan akses Internet dengan LAN (Local Area Network)
  • Kecepatan akses Internet dengan TV Kabel




Jumat, 24 Oktober 2014

sinopsis novel

Ini adalah sinopsis novel karya Fita Chakra. Sinopsis ini saya buat karena pelajaran Bahasa Indonesia yaitu membuat sinopsis novel, dan novel yang saya pilih adalah Novel karya kak Fita Chakra dengan judul I Have A Dream yang artinya aku mempunyai sebuah mimpi. Silahkan menikmati sinopsis nya...

I HAVE A DREAM
            “Ini bukan mimpi kan? Coba cubit aku,” pinta Tari pada Mila. Mila mencubitnya keras. “Auw!” jerit Tari. “Hihihi. Sekarang kamu tau, ini sungguhan. It’s not a dream, dear,” kata Mila. Sejak Mila mengidolakan Justin Beiber, dia mendadak getol belajar bahasa Inggris. Katanya sih buat jaga-jaga kalau nanti bertemu idolanya itu. “Sekolahmu benar-benar hebat ya Mil,” ujar Tari kagum. Mila mendelik lucu. Pipinya yang bulat semakin kelihatan tembem. “sekolahku? Ini sekolahmu juga sekarang,” kata Mila gemas. “Oh iya ya. Aku lupa. Hahahah,” dia tertawa.
            Tadi pagi Tari terbangun dengan perasaan aneh. Campur aduk antara tegang, tak sabar, juga cemas. Dan sekarang, dia berada disini. Rasanya seperti mimpi!. “Hebat!” kata Tari lagi. Mila melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Tari. “Kenapa?” tanya Tari tak mengerti. “Tahu enggak, kamu sudah puluhan kali bilang hebat sejak kita turun dari mobil,” Mila mengingatkan. Pagi ini Tari memang berangkat bersama Mila. Tari cekikikan.
            “Siiip! Mau berkeliling dulu?” Mila menawarkan. Tanpa menunggu jawaban, dia menarik tangan Tari lalu berceloteh macam-macam. “Itu ruang computer, lalu yang itu ruang music. Kantin ada disana. Sekolah ini punya beberapa kamar mandi, ada disetiap gedung. Di belakang gedung ini ada asrama, tempat bagi murid-murid yang memilih tinggal di asrama. Oh iya perpustakaan ada di ujung sana, kamu pasti akan suka berada diperpustakaan. Ada ribuan buku yang menarik. Kamu bisa meminjamnya kapan pun,” jelas Mila. Mila tahu Tari sangat suka membaca buku. Setiap kali Tari ke rumah Mila, dia akan meminjam banyak buku cerita.
            Tari melangkah pelan. Di sepanjang koridor berjajar ruang-ruang kelas dengan jendela sebening air. Petugas kebersihan sekolah ini pasti bekerja keras untuk membersihkan sekolah yang luasnya lebih dari lima kali lipat luas sekolah lamanya. Dari jendela itu, Tari dapat menaksir jumlahnya tak lebih dari 25 bangku untuk masing-masing kelas. Tidak seperti kelasnya dulu yang penuh sesak karena dijejali dengan empat puluh orang murid.
            Mila melompat-lompat mengikuti irama lagu yang dinyanyikannya. Sesekali dia berhenti untuk memungut kertas dan plastic pembungkus makanan yang ditemuinya, lalu memasukkannya ke dalam tempat sampah. Mila pecinta lingkungan, dia bisa mengomel panjang lebar jika menemukan sampah berserakan. Dia rela membawa pulang botol air minum kemasam lalu mengubahnya menjadi pot bunga cantik daripada harus membuangnya.
            “Nah, ini ruang kelas pertama kita. Silahkan masuk,” kata Mila dengan ceria. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai. Sudah pukul tujuh kurang sepuluh menit. “Kita duduk dimana?” tanya Tari. “Sini, duduk di dekatku,” kata Mila menunjuk bangku dua meja deretan terdepan. “Mil enggak apa-apa aku duduk disini? Jangan-jangan sudah ada yang menempati,” kata Tari khawatir. “Tenang saja. Kamu boleh duduk dimana aja selama tempat itu belum ada yang menempati. Disekolah ini menggunakan system moving class, jadi setiap pelajaran berganti, nanti kita pindah kelas lain. Kamu takkan duduk ditempat itu seterusnya,” jelas Mila
            Dalam hati kecilnya, Tari sebenarnya takut bersekolah disana. Tari takut jika tak bias menyesuaikan diri. Takut jika teman-teman memandangnya rendah karena ibunya hanyalah seorang penjuak kue.Takut jika ada yang mengatainya…..aneh. Ya, Tari sadar bentuk tubuhnya terlihat aneh. Entah mengapa, pundak kirinya terlihat lebih rendah dari pundak kanannya, sehingga bentuk tubuhnya terlihat asimetris. Jika dia duduk menunduk, tulang itu akan terlihat mencuat. Tulang bagian kiri dan kanan tak sama, tulang punggungnya terlihat menonjol meskipun dia berusaha menegakkan badan. Karena itulah Tari merasa rendah diri. Dia merasa menjadi itik yang buruk rupa, tak ada cantiknya sama sekali. Untunglah jilbab yang dikenakannya bias sedikit menutupi punggungnya.
            “Selamat pagi,” sapa Mila pada teman-temannya yang baru masuk kelas. Sebagian  besar menjawab sapaan itu sekedarnya. Seorang gadis dengan kacamata bertengger di rambutnya masuk kedalam kelas. Terburu-buru, hingga menjatuhkan tasnya. Bruuk! Seluruh isi tasnya berhamburan ke luar. Tari sempat melihat sebuah BlackBerry yang dilihatnya disebuah iklan teve terlempar keluar. Gadis itu buru-buru memasukkan BlackBerrynya ke dalam tas. “Felisha! Tumben datang agak siang,” komentarnya. “Hai Mil, kacamataku hilang. Aku sudah mencarinya kemana-mana. Makanya aku jalan kayak orang rabun. Jatuh semua, deh barang-barangku,” keluhnya.
            Mila dan Tari berpandangan, kemudian serempak tertawa. “Memangnya di atas kepalamu itu apa?” tanya Mila cekikikan. “Waah, rupanya disini kacamataku. Dasar pelupa,” dia berkata pada dirinya sendiri. “Eh, ini siapa? Aku belum kenal ya?” tambah Felisha. “Ini Tari. Ingat? Aku petnah menceritakannya padamu kan?” jelas Mila singkat. “Kenalkan ini Felisha, Ri.”. “Selamat datang disekolah kami. Mila sudah banyak cerita tentang kamu. Senang sekali punya teman baru,” cerocos Felisha.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            Nadine segera turun dari mobil, lalu berjalan bak peragawati. Nadine dijuluki teman-temannya sebagai “Little Miss Perfect”. Dia juara kelas, cantik dan kaya. Nadine segera bergegas menuju kelas bahasa. Pelajaran pertama bahasa Indonesia, pelajaran yang cukup sulit bagi Nadine, karena dirumah dia terbiasa mencampur adukkan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Saat masuk ke dalam kelas, ruangan sudah hampir penuh. Nadine langsung menuju tempat duduk favoritnya. Dari kejauhan, dia melihat seseorang yang menempati kursi itu. Geram, Nadine menghampiri. Nadine belum pernah melihat dia. Murid baru, batin Nadine. “Eh, siapa kamu? Kok duduk disini siih? Aku mau duduk. Minggir sana, pindah di pojok belakang, tuh, masih kosong,” ujar Nadine galak. “Mmm…maaf,” jawab Tari terbata-bata.
            Teeet! Bel masuk berbunyi. Bu Prana, guru bahasa Indonesia memasuki kelas. “Selamat pagi, Anak-Anak!” sapa Bu Prana. Mata Bu Prana melihat Tari, murid baru yang belum pernah dilihatnya. “Sini , perkenalkan dirimu, Nak,” kata Bu Prana. Tari mengangguk.“Se…selamat pagi, Teman-Teman. Namaku Binar Mentari. Biasa dipanggil Tari. Dulu aku bersekolah di SD Negeri 375. Senang sekali berkenalan dengan kalian,” sapa Tari. Bu prana mempersilahkan duduk kembali. Ketika pelajaran Bu Prana berlangsung, Tari berhasil membuat sebuah puisi yang diajarkan oleh Bu Prana, dan Tari diminta untuk membacakannya kedepan kelas.
Aku punya sebuah mimpi
Kuingin seperti burung yang terbang tinggi
Kuingin bersinar bagai mentari
Walau ini tak mudah sekali
Aku akan terbang menjemput mimpi
Melintas di atas pelangi
Kan kupersembahkan pada ayahku nanti
Kebrjanji pasti bias menggenggam mimpi warna-warni
            “Bagus Tari. Puisimu indah sekali. Hebat! Jika dalam waktu sepuluh menit saja kamu bisa membuat puisi seindah ini, Ibu yakin, jika waktunya lebih lama, puisimu akan jauh lebih bagus,” puji Bu Prana. Tari menggangguk sambil tersenyum dan tepuk tangan seisi kelas mengiringi Tari kembali ketempat duduknya.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            “Tari rindu Ayah,” gumam Tari. “Kita semua merindukannya, Nduk,” bisik Eyang dari balik pintu. Sekilas terbayang di benak Tari suasana kacau bertahun-tahun lalu. Waktu itu Ayah pergi. Tinggal Ibu, Eyang, dan Tari yang masih berumur 4 tahun dirumah. Tempat tinggal mereka di pinggiran kota Yogyakarta yang sepi tiba-tiba hiruk-pikuk. Gaduh.Semua orang berlarian kesana kemari. Panik!. Ibu menggendong Tari sambil berlari-lari. Eyang yang diteriaki berjalan tergopoh-gopoh mengikuti langkah Ibu dan menyambar apa saja yang masih sempat diabawa. Tari menangis dalam gendongan Ibu. “Gempaaa!Gempaaa!” orang-orang berteriak. Ibu dan Eyang membawa Tari ke penampungan. Beberapa hari kemudia, mereka pindah dari Yogyakarta ke Jakarta, dirumah salah seorang kerabat yang mau menampung mereka. Sejak saat itu, Tari tak pernah melihat ayahnya lagi. Mereka pun tak tahu, Ayah selamat atau tidak.
            Dia ingat ketika ibu menangis histeris setelah memriksa tempat penampungan bagi korban gempa. Nama Ayah ada didalam daftar korban meninggal. “Kita harus bias melanjutkan hidup. Meski tanpa Ayah,”  kata Eyang. “Semoga, Eyang….semogaa,” sahut Tari.
            “Jadi, kamu mau ikut klub apa, Tari?” tanya Tari. “Entahlah. Aku belum tahu, enaknya pilih apa ya?” Tari balik tanya. “Writing Club! Itu klub yang paling cocok buat kamu,” jawab Mila cepat. “Please, deh, enggak usah pakai pikir-pikir lagi. Kamu tuh suka banget nulis kan? Udah buruan isi formulirnya,” kata Mila.Dia buru-buru mengisi formulir itu sebelum Mila berubah menjadi nenek-nenek cerewet.Mila tertawa. Kalau tidak diomeli, Tari akan berpikir ribuan kali lagi.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            “Apaan? Sosis?”. “Bukan sosis tau! Sko…li…osis,” bantah Felisha. “Ya itu deh, skoli…osis. Penyakit apa itu? Aku bari dengar sekarang,” tanya Mila. “Punggung yang berpunuk, sama seperti punggungku. Tulangnya berkelok-kelok zig-zag. Rata-rata bertubuh pendek dengan pundak yang menonjol aneh dan bentuk tulang berbentuk S. Sama sekali jauh dari cantik!” jelas Tari. “Aku harus ikut terapi seminggu sekali, daan….pakai brace,”  lanjut Tari pelan.
            “brace itu apa?” tanya Mila. “Brace seperti korset, namun lebih kaku dan ketat. Lebarnya sekitar 30 cm, digunakan menutupi bawah dada sampai pinggang, melingkar pada tubuh. Tubuhku akan kaku kalau mengenakannya, seperti robot” jelas Tari. “Tapi kamu harus memakainya, agar tulangmu enggak makin bengkok,” Mila mengingatkan. “Aku akan tampak aneh,” keluh Tari. “Tak apa-apa. Yang penting tulangmu enggak makin parah bengkoknya. ya kan?” Mila memberi semangat. Tari hanya terdiam, dan ia memikirkan jika harga brace itu mahal bagaimana Tari harus membeli.
“Woii! Ada pengumuman penting!” Nadine berteriak. “Apaan sih, heboh banget,” celetuk Katrin. “Pengumuman apa?” Mila ingin tahu. Tari diam saja. Dia ingat kata-kata Eyang beberapa hari lalu. Mau berbuat baik pada orang yang sudah menyakiti hati, ternyata sangaaat…sulit. “Children Writing Contest!” lanjut Nadine. “Kamu ikut Children Writing Contestkan Ri?” tanya Felisha. “Bisa enggak ya aku nulis sebanyak itu? Punggungku semakin sering ngilu belakangan. Aku juga sering sesak napas kalau kecapekan,” kata Tari. “Pasti bisa!” seru Mila. Hmm…tapi, dengan uang sebesar itu, aku bisa beli brace, pikir Tari. Itu lebih dari cukup.
“Hari ini Ibu akan memberikan formulir Children Writing Contest bagi yang ingin mengikutinya,” kata Bu Prana. Bu Prana memberikan selembar kertas pada Tari. “Tari, Ibu  sudah lihat tulisan-tulisanmu di buku catatanmu,” Kata Bu Prana pada Tari. Tari terkejut. “Jangan terkejut. Mila menunjukkannya pada Ibu. Menurut ibu, tulisan-tulisanmu bagus. Ibu harap kamu berusaha sebaik mungkin dalam lomba ini, ya” ujar Bu Prana lagi. “baik bu, terima kasih,” jawab Tari senang.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            “Pulang, Non? tanya Pak Sam, sopir keluarga Mila. “Iya dong pak, memangnya mau nginep?” sahut Mila lucu. Tiba-tiba Tari ingat sesuatu. Flashdisk! Dimana aku tadi menyimpannya?. Dia mengaduk-aduk tas butut. “Cari apa?” tanya Mila. “Flashdisk nya tidak ada Mil,” Tari mulai panik. “ketinggalan?” Tanya Mila. “Entahlah. Aku lupa sudah kumasukkan ke tas atau belum. Jangan-jangan jatuh. Aduh bagaimana ini? Padahal di flashdisk itu ada file untuk Children Writing Contest punyaku, apalagi itu flashdisk milik Felisha,” Tari kebingungan. “Kita balik kesekolah ya? Kita cari dulu di lab computer. Siapa tahu ketinggalan di sana. Pak bisa balik lagi kesekolah,” Mila mengusulkan. “Macet Non,” Pak Sam menjelaskan.
            Tari mendesah, kasihan Pak Sam kalau harus putar balik hanya untuk mengambil flashdisk yang ketinggalan. Gara-gara aku semua jadi repot!. “Besok aja, deh Mil. Bisa-bisa kita kemalaman sampai dirumah. Lagipula, Pak Sam nanti juga pulang terlambat,” kata Tari. “Nanti kalau hilang gimana? Tulisanmu sudah hamper selesai lho. Sayang kan?” Mila menyesalkan. “Enggak akan hilang. Siapa sih yang mau ambil flashdisk itu? Aku kira di Marigold semua murid bias beli lebih dari satu,” Tari bercanda. “Benar juga ya. Kita berdoa saja mudah-mudahan enggak hilang,” kata Mila. “Amiiin,” sahut Tari. Duh, kalau sampai hilang, sia-sia deh semua perjuanganku, pikirnya.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            Pagi-pagi sekali, Tari sudah sampai di sekolah. “flash disk yang kemarin kamu pinjamkan ketinggalan Fel. Aku mau cari di lab computer, ikut yuk,” ujar Tari pada Felisha. “aduuh, kok enggak ada ya fel,” keluh Tari. “Kamu yakin ketinggalan disini?” tanya Felisha. “yakin deh, maaf ya fel aku menghilangkan flashdiskmu. Aku ganti deh,” ujar Tari. “enggak apa-apa. Yang penting tulisanmu yang kemaren harus diselamatkan, kamu simpan dimana selain di flashdisk ku?” tanya Felisha. “Aku lupa enggak menyimpannya di computer ini. Gimana ya Fel?” Tari balik tanya. “Jangan sampai flashdisk itu hilang Tari. Kalau sampai hilang, tulisanmu bagaimana nanti,” kata Mila.
 “Sudah tidak perlu disesali, nanti aku cari filenya di laptopku, kan 2 hari lalu kamu mengetik di laptopku,” Felisha berpikir cepat. “tapi kan file itu belum termasuk yang kuketik kemarin,” sesal Tari lagi. “jangan khawatir, aku bakal membantumu mengetiknya,” jawab Felisha. “Tapi aku tidak enak padamu Fel,” kata Tari. “Sudah, tidak apa. Nanti kita cari lagi ya flashdisk nya,” kata Felisha. “Bagaimana kalau sampai flashdisk itu diambil oleh anak-anak yang ikut lomba ini, dan mereka mencontek tulisan Tari,” kata Mila. “kita berdoa saja semoga tidak terjadi yang aneh-aneh ya,” kata Tari.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            Kerumunan murid-murid Marigold semakin menyemut. Sore itu, mereka akan mengadakan kegiatan kiddy camp di sekolah. Tari satu kelompok dengan Adinda, Katrin, Mila, Nadine, Quensy, dan Yasmin. Tari dan Mila tidak satu kelompok dengan Felisha, namun mereka harus besar hati menerima pilihan dari Pak Lutfi walau sebenarnya berat. “Woii, kumpul sini!” teriak Nadine pada Tari dan Mila. “Ayo kita main dulu, mumpung acaranya belum dimulai,” ajak Quensy. “Main apaan?” tanya Katrin. “kita enggak semuanya berasal dari kelas yang sama kan? Biar kita saling kenal, kita bikin permainan ‘Ceritakan Rahasiamu’ kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Kekompakan kelompok juga dinilai lho. Makanya kita harus kenal dulu satu sama lain agar kelompok kita kompak,’ jelas Quensy. “Ceritakan rahasia terbesarmu. Harus jujur. Meskipun itu memalukan tapi tidak boleh ada yang menertawakan. Ingat aturannya ya,” tambah Quensy.
            “Mila dulu yaa. Nanti kamu boleh tunjuk giliran selanjutnya,” sambung Quensy. “Jangan ketawa ya. Sebenarnya aku takut sama cicak. Aku takut karena waktu kecil pernah melihat seorang teman menyiksa cicak. Dia menangkap cicak dan memepetnya didinding lau membuat…kulitnya terkelupas. Tapi cicak itu tidak mati, dia tetap hidup,” Mila mengusap air mata. “Haha, sekarang aku boleh menunjuk orang kan? Aku mau Nadine yang bicara sekarang,” tambah Mila setelah menangis mengingat masa lalunya.
            “Kalian janji enggak akan tertawa?” tanya Nadine. Semua mengangguk setuju. “Rahasiaku…kadang-kadang, aku enggak suka kalau orang-orang menganggapku bisa melakukan apa pun. Oke, aku emang suka dipuji dan dianggap sempurna. Tapi, ini membuatku takut berbuat salah. Aku merasa orang-orang menertawaiku dan menganggapku rendah jika aku berbuat kesalahan. Sementara jika orang lain berbuat kesalahann, tak ada yang menertawakan,” katanya kesal. “Sebenarnya aku juga takut kalau mengecewakan mama. Mama selalu membandingkanku dengan orang lain. Karena itu, aku harus selalu jadi yang terpandai, terbaik, tercantik, dan sempurna,” tambah Nadine. Suasana hening. Jadi begitu? Ternyata Miss Perfect tak seenak yang dibayangkan semua orang.
            Pelan-pelan Tari dan Mila mengerti tingkah Nadine selama ini. Nadine, si serba sempurna tak bahagia. Menjadi sempurna membuatnya terbebani. Karena itulah dia tak suka kalau nilai-nilai Tari lebih bagus. Dia tak suka melihat Tari dipuji Guru-gurunya. Dia melihat Tari sebagai ancaman terbesarnya. Betapa menakutkan hidup Nadine! Dia melakukan sesuatu karena terpaksa. Bukan karena dia suka melakukannya.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            “Lihat Ri, ada 15 orang murid yang mengirimkan cerpennya,” lapor Felisha. Syukurlah namanya sudah tercantum dalam daftar. Tari merasa lega. Paling tidak, dia sudah tercantum dalam daftar seleksi sekolah. Beberapa nama teman-temannya di Writing Club, seperti Nadine dan Quensy. “Bu Prana bilang, hanya satu orang murid yang dipilih untuk mewakili sekolah dan minggu depan diumumkan,” jelas Tari pada Felisha. “Sebentar, aku baca lanjutannya dulu Ri. Lihat, punya Nadine temanya sama kayak kamu, hanya judulnya yang berbeda,” kata Felisha. Kok bisa yaa? Pikir Tari. Hmm…Tari berharap, mudah-mudahan guru-guru yang menyeleksi jatuh cinta pada cerpennya.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            Hari masih pagi, tapi Nadine sudah sampai ke sekolah. Saking gugupnya, ia tak bisa tidur semalaman. Akibatnya pagi ini ia datang kesekolah dengan mata sembab dan menguap terus menerus. “Deg-degan ya? Sama aku juga” kata Tari pada Nadine.Nadine diam saja. “Sabar… sebentar lagi kok,” tambah Tari. Krieeet! Bu Prana keluar dari dalam kantor. Nadine langsung berdiri. “Masuklah,” kata Bu Prana pada semua murid yang mengikuti seleksi ini. “Ibu sungguh bangga pada hasil tulisan kalian. Sejujurnya, amat sulit memilih salah satu di antara kalian. Tetapi Ibu harus memilih salah satu diantara kalian,” ujar Bu Prana.
            “Nah, Ibu yakin kalian sudah tak sabar. Baiklah, ibu akan umumkan. Berdasarkan hasil wawancara, sekolah memutuskan untuk mengirim… Tari mewakili Marigold Girl School,” ujar Bu Prana hati-hati. “Benar Bu?” Tari tak percaya. Bu Prana mengangguk tersenyum. “Asyiikk! Aku lolos!” teriak Tari begitu melihat Mila dan Felisha. “Kereeeen!” ujar mereka berdua serempak pada Tari.
            Tari melongok diantara kerumunan yang mengelilinginya, mencari-cari Nadine yang pergi tanpa disadarinya. Dari kejauhan Tari melihat Nadine melangkah dengan kepala tertunduk. “Nadine!” teriak Tari. Nadine menengok sejenak lalu berlari tanpa memedulikan Tari. Rupanya, Nadine menuju pohon besar di lapangan. Nadine berhenti sambil menangis. “Nad…,” panggil Tari takut-takut. “Pergi! Aku benci kamu!” teriak Nadine. “Kenapa sih kamu kesini? Mau mengolok-olok aku ya? Karena kamu yang lolos, bukan aku?” tanya Nadine lagi. “Kamu marah sama aku?” Tari balik tanya. “Aku..ya aku kesal sama kamu! Dan pada diriku sendiri! Aku kesal pada semua orang. Aku iri padamu,” Nadine mengaku.
            “Iri sama aku? Kamu kan cantik, enggak bengkok kayak aku. Keluargamu kaya, punya segalanya. Kamu juga punya mama papa. Aku cuma punya Ibu,” kata Tari. “Kamu enggak tau punya mama kayak mamaku. Aku takut sekali. Mama pasti akan menghukumku, lalu memukulku dan membandingkan aku dengan Amabel,” keluh Nadine. “Kata Eyang, menang kalah itu enggak masalah,” hibur Tari. Tari ingat kata-kata Eyang beberapa hari lalu padanya. “lagian cerpenmu bagus kok,” kata Tari lagi.
            Nadine mengangkat wajahnya dan menatap Tari. “Kamu kok baik sama aku? Padahal kan aku sudah jahat sama kamu,” tanya Nadine ragu. Tari tertawa, Tari mulai belajar, berdamai dengan kenyataan membuatnya lebih santai ketimbang memikirkan hal-hal yang menyakitkan. Setiap kali hatinya sakit, ia teringat dengan kata-kata Mila dulu. Pikirkan hal-hal yang baik dan menyenangkan, maka dia akan baik-baik saja. Resep Mila manjur.
            Nadine memandang takjub. Gadis ini benar-benar hebat! Sudah dicela seperti itu, dipermalukan didepan banyak orang, tapi masih mau bersikap baik padanya. Nadine jadi malu pada dirinya sendiri. “Aku enggak peduli tubuhku cacat sekali pun, selama masih banyak orang-orang yang menyayangiku,” kata Tari. “Kamu beruntung. Tubuhku memang sempurna, tapi sayang, mama enggak menyayangiku. Mama hanya sayang Amabel anaknya yang paling hebat. Bukan aku,” kata Nadine sedih. “Tentu saja dia sayang kamu. Mana ada Ibu yang enggak sayang sama anaknya,” hibur Tari. Nadine mulai tenang. “Yuk kita masuk,” ajak Tari. “Sebentar.Hmm… maukah kamu berjanji? Jangan katakan apa pun mengenai pembicaraan kita ini pada teman-teman,” kata Nadine serius. “Oke,” Tari mengangguk. Hari ini Tari belajar satu hal. Sesempurna apa pun hidup seseorang tampaknya, belum tentu dia bahagia.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            “Ngomong-ngomong, masih ingat flashdisk ku yang hilang itu?” tanya Felisha. “Kenapa memangnya?” tanya Mila. “Tahu tidak, aku lihat Nadine bawa flashdisk seperti itu. Mirip banget dengan flashdisk milikku. Warna kuning, kecil bentuknya. Waktu aku melewati dia kemarin, dia sedang beres-beres. Dikotak pensilnya, aku lihat flashdisk itu,” jelas Felisha. “Ah, flashdisk seperti itu banyak yang punya kan? Siapa tahu Nadine punya yang sama persis dengan punyamu,” Tari berkata. “Iya sih.Tapi miriiip… banget. Ada bekas selotipnya di flashdisk itu. Aku memang pernah menempel kertas bertuliskan namaku disitu dengan selotip, tapi lalu kulepas selotipnya karena mengelupas,” jelas Felisha lagi. “Hmm… sebenernya aku curiga… aku curiga Nadine yang mencontek tulisanmu untuk lomba kemarin,” tambah Felisha.
            “Tapi sudahlah, enggak penting. Hanya flashdik ini. Lagipua, Tari sudah lolos. Tinggal menunggu seleksi tingkat nasional kan Ri?” kata Mila. Tari hanya mengangguk. “Iya, biarin ajalah,” kata Felisha. Tiba-tiba Tari ingat Nadine dan pembicaraan mereka beberapa hari yang lalu. Nadine gadis cantik dan kayaa. Apakah dia yang megambil fashdisk Felisha? Dan mencontek tulisan Tari? Hanya karena dia ingin menang lomba? Rasanya Tari sulit memepercayai kemungkinan itu.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            Nadine menghempaskan tubuhnya di kasur. “Aduuuh!” pekiknya. Nadine mengambil benda itu, dan ternyata flashdisk, jadi selama ini Nadine yang membawa flashdisk Felisha dan mencontek tulisan Tari. Berhari-hari lamanya dia dihantui perasaan bersalah. Bahkan sampai bermimpi buruk memikirkan kelakuan jeleknya. Kalaupun dia menang, belum tentu dia bahagia dengan hasilnya. Tulisan itu bukan karyanya sendiri. Sekarang, Tari yang lolos ke tingkat Nasional. Lalu buat apa dia menyembunyikan flashdisk itu? Dan akhirnya Nadine memutuskan untuk pergi ke rumah Tari sore ini. Dia ingin mengembalikan flashdisk Felisha yang telah ia ambil.  Semoga belum terlambat, pikirnya.
            Nadine akhirnya sampai dirumah Tari. “Nadine! Ada apa?” Tari heran melihat Nadine sampai dirumahnya. “Ng…eh… enggak apa-apa kan aku kesini?” tanya Nadine gugup. “Boleh kok kamu main kesini. Maaf aku enggak nyangka aja kamu bakal main kesini,” jawab Tari. “Ri…sebenarnya, aku kemari mau bilang sesuatu. Ini…,” kata Nadine sambil menyodorkan flasdisk warna kuning. “Kok, flashdisk ini ada padamu?” Tanya Tari heran. “Karena, aku yang mengambilnya Ri. Aku mencontek tulisanmu yang ada pada flashdisk ini. Itulah sebabnya hasil tulisanku mirip denganmu. Aku pikir kalau aku menang, mama pasti akan senang. Nyatanya aku enggak menang, dan aku merasa sangat bersalah karena tidak jujur,” jelas Nadine terbata-bata.
            “Enggak apa-apa kok Nadine,” jawab Tari. Nadine memandang Tari tak percaya. Sungguh baik hati Tari, batinnya. Diam-diam Nadine menyesal diri mengapa tak berteman dengan Tari sejak dulu. Kedua kelingking mereka terpaut menjadi satu, tanda persahabatan dimulai. Nadine merasa hatinya mulai leleh seperti lilin. Terasa hangat di dada. Baru kali ini dia merasakan perasaan itu.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD21313_.gif
            Hari ini adalah hari besar untuk Tari. Mereka diundang ke pameran buku terbesar di Jakarta untuk mengahadiri penyerahan hadiah Children Wrtiting Contest. Itu artinya, tulisan Tari masuk nominasi pemenang lomba. “Tari duduk sini!” teriak Mila dari jauh. “Silahkan duduk Eyang. Ibu juga. Disebelah Mila masih kosong,” kata Felisha.  “Makasih yan Nak,” jawab Ibu. “Lihat tuh Nadine dan keluarganya kesini. Amabel, kakak Nadine masuk nominasi tingkat SMP,” jelas Mila. Nadine, Amabel dan mamanya melintas beberapa meter didepan mereka. Pantas saja wajah Nadine cantik, mamanya saja seperti model, pikir Tari. Mereka bertiga tampak serupa, seperti tiga orang kakak beradik. Kehadiran mereka menarik perhatian orang-orang yang mereka lewati.
            Ketika melihat Tari, Nadine sempat melambaikan tangannya sambil tersenyum. “Kok bisa sih Ri? Bertahun-tahun di Marigold, enggak pernah lho sekali pun aku lihat Nadine senyum ramah seperti itu. Baru empat bulan kamu datang,” kata Felisha. Mereka pun tertawa.
            “Oke, sekarang tibalah saat yang dinanti-nantikan, yaitu pengumuman pemenang Children Writing Contest 2011!” seru pembawa acara dari atas panggung. Pembawa acara memanggil juara harapan satu sampai juara haapan tiga untuk naik keatas panggung.  “Jangan kecewa. Siapa tahu kamu juara satu,” bisik Ibu. Hilang sudah harapannya untuk menjadi juara dan membeli brace dari hadiah tersebut. “Yaah…aku kekamar mandi dulu deh. Kayaknya bukan aku kok,” ujar Tari putus asa. “Dan juara pertama jatauh pada murid Marigold Elementary Girls School… bernama Binar Mentari!” seru pembawa acara. “Ayo, nduk naik keatas panggung. Terima pialamu,” kata Eyang.

            Tari melangkah menuju panggung itu. Saat melewati Nadine beserta kakak dan mamanya, dia melihat Nadine mengacungkan kedua jempol. Argoto Hamase sebagai salah satu juri ikut menyerahkan hadiah dan piala. “Selamat ya Nak. Teruslah menulis, jangan pernah berhenti. Aku yakin kamu akan jadi penulis hebat,” katanya pada Tari. Dalam jarak dekat, Argoto Hamase terlihat mirip dengan Ayah. Namun itu tidak mungkin, pikir Tari.
            Tari menuruni panggung dengan perasaan meluap-luap. Orang-orang bergantian ingin bersalaman dengan Tari. “Lihat dibelakangmu Tari,” kata Ibu. Tari membalikan badan dan ternyata Argoto Hamase sudah dibelakangnya. “Kalau tidak hujan, tanaman tidak akan tumbuh dan berbunga. Kalau tidak hujan, tidak akan muncul pelangi. Begitu kan?” kata Tari mengutip kalimat dalam buku Argoto Hamase. “Kamu ingat benar kalimat itu. Kalau butuh bantuanku dalam hal menulis, hubungi aku ya,” katanya sambil menyodorkan kartu nama pada Tari. “Tentu. Terima kasih  banyak pak,” ucap Tari.
            Hari ini Tari bahagia sekali. Menyenangkan rasanya dikelilingi orang-orang yang menyayanginya. Dia bahkan lupa akan sakit punggungnya. Dia lupa dengan bentuk tubuhnya yang aneh. Rasanya tak masalah lagi bagaiamapun rupa atau bentuk tubuhnya, asalkan ada orang-orang yang menyayanginya.











Unsur Instrinsik
Tema               : Perjuangan Tari dalam meraih mimpi
Judul               : I HAVE A DREAM
Tokoh              : 1. Tari           
                          2. Nadine     
                          3. Mila          
4. Felisha      
5. Ibu            
6. Eyang       
Watak              :  1. Tari           : baik, mudah tersinggung bila diejek, sedih, minder
                          2. Nadine      : egois, ingin selalu sempurna, jutek
                          3. Mila           : pecinta lingkungan, sahabat baik Tari, perasa dan sangat marah
4. Felisha       : maniak teknologi, sahabat baik Tari, selalu tampil wangi dan rapi
5. Ibu             : baik, perhatian, selalu mengerti Tari
6. Eyang        : baik, selalu memperhatikan Tari

Alur                 : Maju mundur
Latar                : 1. Waktu       : Pagi hari
                          2. tempat       : Sekolah
                          3. suasana      : Menyenangkan, Menyedihkan, dan Mengharukan
Konflik            : 1. Nadine selalu menjegal langkah Tari
2. Ketika diadakan seleksi lomba, Nadine mengambil flashdisk milik Felisha
                          3. Mengatasi rasa malu atas penyakit kelainan tulang belakangnya
  4. Berjuang keras memnangkan kontes
Amanat           : 1. Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki
                          2. Keberhasilan dapat dicapai jika kita mau bekerja keras   

                          3. Kita harus berjuang keras untuk meraih mimpi-mimpi kita